fjpindonesia.com – Konferensi ke-5 Asian Mediation Association (AMA) 2018 menghasilkan kesepakatan untuk menyelesaikan seluruh konflik yang ada di negara dan masyarakat dengan upaya mediasi. Konferensi ini digelar di Jakarta, 24 dan 25 Oktober 2018 kemarin dan dihadiri 300 peserta dari 17 negara dengan 60 topik konflik bahasan.
Pertemuan para pegiat mediasi dari berbagai profesi, akademisi, pengacara, jurnalis dan lainnya ini membahas berbagai konflik yang ada di negara masing-masing serta perkembangan mediasi yang cukup signifikan. Proses mediasi yang menghasikan win-win solution dari kedua pihak yang berkonflik, selain harus terus disosialisasikan juga harus ditanamkan bahkan dibudayakan sejak usia dini.
Gubernur Jakarta Anies Baswedan yang memberikan apresiasi pada konferensi ini setelah Menteri Hukum dan HAM Yasoana Laoli, bercerita tentang anaknya yang masih di sekolah dasar sangat beegembira ketika ikut menjadi peserta pada seleksi menjadi mediator kelompok di kelasnya.
Pada akhirnya konferensi ini diharapkan dapat melahirkan lembaga mediasi dunia yang sangat kuat dan netral dalam menyelesaikan konflik. Baik itu konflik antar kelompok, pemerintah dengan masyarakat, maupun antar negara dan lainnya.
Ana Sequeira, praktisi media dan eksekutif Dewan Pers Timor Leste, mengaku sangat senang bisa terlibat dalam konferensi ini, karena bisa berbagi pengalaman bagaimana menjadi mediator yang baik dan akan berupaya mensosialisakan bahkan membudayakan cara mediasi dalam menyelesaikan berbagai konflik di negaranya. (des/jp)