Medan – Banjir rob yang terjadi di kawasan Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan, sudah sangat meresahkan warga setempat. Biasanya banjir rob hanya datang dua kali sebulan, namun belakangan banjir rob hampir terjadi tiap hari. Tingginya mencapai sepinggang orang dewasa. Menurut Nilawaty, warga Bagan Deli, kerugian warga akibat banjir ini sangat besar. Selain mengganggu aktifitas warga, anak-anak sekolah juga sangat terdampak.
Banjir rob mulai terjadi sejak pukul 12 siang hingga surut pukul 6 sore. Di rentang waktu itu, aktifitas warga yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang, nelayan, dan pekerja pabrik menjadi terganggu. Anak-anak sekolah terpaksa harus mengangkat tas mereka yang berisi baju sekolah, sepatu, dan buku-buku pelajaran, tinggi-tinggi saat melintasi jalanan yang tertutup air setinggi dada mereka saat mereka pulang sekolah ataupun pergi agar tidak basah.
Kondisi banjir rob di kawasan bagan Deli, Medan Belawan, Rabu (24/7/2024).
“Warga sangat terganggu, anak-anak sekolah terutama. Kita tidak tahu air rob ini mengandung apa saja ya kan, sampah, pecahan kaca atau besi tajam. Ini sangat berbahaya,” ujar Nila.
Perahu warga yang biasa dipakai melaut tidak bisa dipakai untuk mengangkut sementara anak-anak sekolah atau warga yang akan ke luar rumah. Sebab, perahu kecil dipakai di waktu banjir rob. Mencari ikan dan kerang adalah mayoritas sumber penghasilan warga Bagan Deli. Lagipula perahu melaut tidak bisa dipakai untuk transportasi ke lorong-lorong rumah warga karena ukurannya terlalu besar. Perahu karet adalah solusi yang dianggap cocok untuk transportasi sementara warga saat banjir rob tiba.
Nilawaty bersama sejumlah ibu yang tergabung dalam Kesatuan Perempuan Pesisir Indoensia (KPPI) Medan mengatakan sudah menyampaikan keluhan dan permintaan bantuan perahu karet untuk solusi banjir rob di kawasan mereka kepada pihak kelurahan agar bisa diteruskan kepada Pemko Medan, namun hingga saat ini belum ada hasil.
“Pedagang pasar terpaksa harus tutup lebih awal jika sudah banjir rob datang. Akibatnya, modal buat besok berdagang sudah tak tercukupi lagi, merugi sudah,” ujar Nila.
Ecofriendly Uji Coba Perahu Dari Sampah Daur Ulang
Permasalahan banjir rob yang dirasakan warga Bagan Deli memicu keprihatinan sekaligus ide kreatif bagi komunitas Ecofriendly Board Medan. Sepma Sinaga dari Ecofriendly Board Medan bersama rekan-rekannya membuat perahu berbentuk persegi berukuran sekira 1,5 x 0,5 meter yang terbuat dari daur ulang plastik. Potongan balok plastik padat yang mirip kayu itu lalu dipaku beton sejajar dan memakai tong plastik sebagai penyangga sekaligus pelampung perahu. Keseluruhan perahu memiliki berat hampir 100 Kg dan baru pada Rabu (24/7/2024) kemarin diuji coba di air pasang di Bagan Deli.
“Perahu ini baru ini diuji coba di air untuk melihat apa keunggulan dan kelemahannya supaya ada evaluasi biar perahu bisa sempurna untuk dipakai warga sini nantinya,” ujar Sepma, di tengah-tengah uji coba perahu plastik itu saat banjir rob di Bagan Deli.
Anak-anak sekolah yang kebasahan saat melintasi banjir rob sepulang sekolah menjadi sasaran penerima manfaat saat uji coba itu. Sebanyak 4-6 orang anak usia 7-10 tahun diangkut di atas perahu untuk diantarkan ke rumah mereka masing-masing dengan cara perahu ditarik 2 orang dewasa di ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa.
Perahu itu berhasil mengangkut anak-anak sekolah itu hingga beberapa kali. Namun operasional perahu terhenti karena salah satu tong plastik yang menjadi penyangga sekaligus pelampung perahu lepas dari ikatannya. Uji coba dihentikan dan akan dievaluasi lebih lanjut.
Sepma mengatakan perahu ini awalnya diperuntukkan bagi warga untuk mengutip sampah di kawasan pesisir Bagan Deli. Namun bisa juga dipakai untuk transportasi sementara warga saat banjir rob.
Nilawaty berharap Pemko Medan bisa memberi solusi praktis bagi warga Bagan Deli akibat banjir rob yang kian sering datang. Kerugian materi sudah pasti dirasakan warga, ancaman kesehatan juga ada.
“Janganlah kami dianggap nggak ada, sudah melaporkan tapi tidak ada tanggapan. Kami butuh bantuan di sini, Pak,” pungkas Nilawaty. (jp/Diana)