Sebanyak 45 komunitas di Medan di antaranya Badan Warisan Sumatera dan Komunitas Taman, bergabung untuk menyatukan sebuah seruan, “Memerdekakan Lapangan Merdeka”. Komunitas-komunitas di Medan yang menamakan diri Koalisi Masyarakat Sipil Peduli Kota Medan mengingatkan warga Medan serta jajaran pemerintahan Kota Medan untuk menegaskan kembali fungsi utama Tanah Lapangan Merdeka (TLM) secara konsepsi yang telah dimaknai sebagai lokasi situs sejarah, situs budaya dan simbol perjuangan di Kota Medan.
Pembangunan lahan parkir Railink yang sudah memakan sebagian bagunan atau luas lahan monumen perjuangan merusak tatanan Tanah Lapangan Merdeka sebagai situs sejarah dan ruang terbuka tak hijau di jantung kota. Coba saja kita lihat ke lokasi. Lebar monumen itu 45 meter, tangga bawah ada 17 anak tangga dan di atasnya ada 8 anak tangga. Ini menandakan 17 Agustus 1945, kemerdekaan RI, tapi sekarang lebarnya sudah tidak 45 meter lagi, bahkan 3 dari 17 anak tangga yang ada di sisi timurnya telah rusak karena pembangunan parkir itu.
Monumen tersebut telah terhimpit dan terkepung oleh konstruksi beton masif yang telah berdiri tegak hampir mengelilingi tanah lapang tersebut. Lapangan merdeka nyaris tidak terlihat jika diperhatikan dari luar pagar, tersembunyi di balik bangunan pagar beton dan bangunan permanen lain yang sama sekali tidak memperhatikan faktor estetika. (jp)