Sampai saat ini profesionalitas belum dijunjung tinggi oleh para perawat maupun dokter di Rumah Sakit Haji Medan dalam melayani pasien. Hal ini dialami oleh keluarga pasien yang menderita stroke dan gagal ginjal Bahrum Pohan. Menurut penuturan, Yati putri Bahrum, sikap tidak profesional itu telah ditunjukan oleh para perawat maupun dokter yang merawat ayahnya.
“Saat itu, papa kami masih dalam keadaan tidak sadar, namun dokter sudah menyatakan papa kami harus pulang dengan alasan, tidak ada alasan untuk tetap rawat inap. Mengingat, kondisi papa kami merupakan penyakit menahun, tidak mungkin sampai sembuh. Lagipula, jika lama-lama rawat inap dikhawatirkan tertular penyakit lain,” jelas Yati menirukan ucapan dokter kepadanya pada saat itu.
Padahal, saat ditanyakan persoalan tersebut kepada Kepala Cabang Utama BPJS Kesehatan Medan Mariamah, pasien masih boleh meneruskan rawat inap, mengingat kondisinya masih belum sadar. Malah, dia mengutus stafnya untuk menyelesaikan persoalan tersebut kepada pihak manajemen rumah sakit. Alhasil, Bahrum Pohan yang sudah 8 kali cuci darah itu rawat inap selama 3 minggu.
Saat ditanyakan kepada Humas RS Haji Medan Fauzi, dia mengungkapkan bahwa, terkait saran pasien boleh pulang adalah kewenangan dokter yang menanganinya. “Semua itu kewenangan dokter, merekalah yang tahu kapan pasien boleh pulang atau tidak,” ujarnya saat dihubungi melalui telepon selulernya.
Kepala Departemen Kepesertaan Pemasaran dan Unit Pengendalian Mutu Pelayanan Penanganan Pengaduan Peserta BPJS Divre I Sri Yulizar Pohan, kemarin mempersilahkan pada keluarga pasien untuk membuat laporan resmi apabila mendapat pelayanan yang dianggap tidak sesuai.
“Apabila sudah ada laporan, kita akan mengambil tindakan. Tidak tertutup kemungkinan, BPJS Kesehatan akan memutuskan kerjasama dengan pihak rumah sakit terkait. Tentunya, sebelumnya kita telah melayangkan surat peringatan. Apabila terulang, ya kita putuskan,” ujarnya seraya menambahkan bahwa BPJS Kesehatan sudah banyak melayangkan surat peringatan kepada rumah sakit yang bermasalah terhadap pelayanan terhadap pasien. Bahkan sudah ada yang diputus kerjasamanya.
Yati menambahkan, yang paling menyedihkan, saat Bahrum Pohan meninggalkan rumah sakit. Tak seorang pun perawat yang membantu mengangkat Bahrum dari kamar menuju mobil. “Pelayanan tim medis di sini kurang profesional, masih harus banyak berbenahlah,” pungkas Yati. (jpM)
foto: net