TUMBUH kembang anak di masa depan sangat ditentukan oleh pola asuh para orang tua. Untuk itu, sangat dianjurkan dilakukan dengan suka cita dan bahagia, agar anak bisa berkembang dengan baik.

Hal ini terungkap dalam Joy Parenting Forum bertajuk “membentuk anak tangguh, anak mandiri” dengan menghadirkan narasumber seperti Founder Joy Parenting, Hani Sumadipraja dan Psikolog, Retno Dewanta Purba PsiT, Jumat petang (6/10/2017).

Dipaparkan Retno, di tengah kemajuan tehnologi dan semakin banyak tuntutan hidup, orang tua, tidak memiliki pilihan lain, karena mereka harus membantu dan mendampingi anaknya agar tangguh. Sehingga ketika remaja atau dewasa nantinya mereka bisa mandiri.

“Mandiri di sini, tidak hanya mandi sendiri. Namun bagaimana agar anak “cakap” dalam berkonflik. Hal ini sangat penting, sebab berdasarkan hasil penelitian psikologi, sukses itu memiliki beberapa indikator,”ujarnya, seperti bagaimana anak berani memiliki mimpi dan ambisi. Kemudian berani dan bertanggungjawab, serta handal dalam membuat keputusan sejak dini.

Hal tersebut sambungnya, harus diajarkan kepada anak sejak dini. Namun dengan cara-cara yang asik, sukacita, membahagiakan, tidak pakai ‘mendelik’. “Banyak hal yang dilakukan anak sebelum mereka masuk ke usia dewasa. Sampai anak pada usia dewasa muda, orangtua menjadi faktor penentu yang bisa membantu bisa tumbuh dan berkembang optimal,”tegasnya.

Hal ini sangat penting diperhatikan sambungnya. Apalagi dalam pola asuh ini, setiap daerah memiliki caranya tersendiri. Tidak jarang pola asuh yang dilakukan orangtua terhadap anaknya justru menghambat tumbuh optimal anak.Seperti pola asuh yang diajarkan secara turun temurun, berdasarkan aturan sosial, sehingga pola asuh ini diluar kontrol orang tua, serta faktor pengetahuan orangtua.

Selain itu, pola asuh yang over protektif juga akan membuat tumbuh kembang anak tidak optimal. Retno pun memaparkan sejumlah tips pola mengasuh anak agar bisa menjadi tangguh dan mandiri. Hal ini dimulai dari orangtua yang harus mengembangkan ketangguhannya. Karena anak itu sifatnya dan mencontoh. Kemudian membangun hubungan yang penuh kasih sayang serta dukung didalam maupun diluar keluarga.

“Ini penting karena, nantinya anak ketika dewasa harus berhubungan dengan orang lain. Bantu membina hubungan dengan banyak orang lain,”ujarnya.Tips lainnya, dengan membiarkan anak gagal namun tetap diberikan pendampingan.

“Biarkan mereka gagal, jadi tidak perlu didramatisir, dengan melempar kesalahan pada hal yang diluar dirinya,”ujarnya.

Selain itu, membuka wawasan anak dengan memberikan kekayaan pengalaman padanya. Mengajaknya untuk ikut aktif serta mengajarkan padanya untuk menghargai proses. Jadi, orientasinya bukan pada hasil, dan yang terakhir merayakan setiap keberhasilan yang diraih anak. “Puji dia dengan kesuksesan anak sekecil apapun,”tandasnya.

Sementara Hani Sumadipraja menyebutkan Joy parenting forum ini bertujuan untuk mengedukasi orangtua agar dalam mengasuh anak dilakukan dengan bahagia, tidak perlu stress. Tidak perlu pakai ‘mendelik’, sehingga tidak ada jarak antara orangtua dengan anak.

Kemudian dari forum seperti ini sambungnya, pihaknya mengajak orangtua bersama-sama menerapkan pola hidup sehat, kemudian mendorong anak berani bermimpi tinggi, mempunyai cita-cita yang besar. Sekaligus agar anak mempunyai rasa cinta yang besar, jiwa, bermoral dan berbudi pekerti serta juga santun. “Tentu saja ini dengan parenting yang gembira, sukacita sehingga menghasilkan anak yang gemilang,”ujarnya.

Karena menjadi orang tua tidak ada rumus teoritis, dan tidak ada sekolah khususnya. “Berangkat dari menerapkan pola asuh ini, akan membuat anak berbudi pekerti, punya sopan santun, berani bermimpi tinggi,”tandas Hani yang juga CEO FeMale Jaringan ini. (led/jp)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini