Mahasiswa USU korban aniaya puluhan Satpam USU, Nuel Silaban, dipaksa pulang oleh dokter di Rumah Sakit Colombia Asia, tadi sore (1/11). Hal ini sangat disayangkan oleh pihak keluarga Nuel karena kondisinya saat ini masih belum stabil.
“Dokter Ridha Dharmajaya bilang Bang Nuel harus keluar hari ini, karena kondisinya tidak lagi kritis, hanya perlu latihan-latihan saja di rumah,” terang Regina, adik Nuel yang menjaga di rumah sakit.
Regina juga mengatakan bahwa Nuel kritis selama 10 hari, dan baru dipindahkan ke ruang rawat biasa sejak Sabtu (28/10) malam. Saat ini ingatan Nuel masih belum pulih sepenuhnya akibat luka berat pada badan dan kepalanya setelah dihantam kayu dan linggis pada 19 Oktober 2017 lalu. Ia juga masih muntah-muntah terutama jika sakit di kepalanya kumat.
“Kami coba menghubungi Wakil Rektor 5 USU, Luhut Sihombing, yang selama ini menjadi penghubung keluarga dengan rektorat USU terkait masalah ini, tapi Pak Luhut bilang masalah Bang Nuel bukan urusannya lagi, tapi bidang kemahasiswaan. Kami masih menunggu jawaban dari USU sekarang, karena mereka mengaku bertanggung jawab soal kesembuhan Bang Nuel,” ujar Regina.
Seperti diketahui, Nuel Silaban dianiaya oleh sejumlah Satpam USU di Fakultas Ilmu Budaya pada 19 Oktober 2017 sekira pukul 23.00 wib. Sebelum dianiaya, Nuel dan temannya yang berboncengan sepeda motor sempat dikuntit dan dikejar oleh 5 sepeda motor milik Satpam USU hingga akhirnya ia tertangkap dan dipukuli dengan kayu dan besi. Tidak itu saja, Nuel yang sudah bersimbah darah diculik dan dimasukkan ke mobil pick up patroli Satpam USU dan sempat hilang. Pukul 8 pagi keesokan harinya, baru diketahui teman-teman Nuel yang menyaksikan ia dianiaya Satpam USU, bahwa Nuel dirawat di RS Bhayangkara dan kemudian dirujuk ke RS Colombia Asia dalam keadaan kritis karena luka berat pada kepalanya. Saat ini kasus tersebut tengah ditangani oleh penyidik Polres Medan. Namun hingga saat ini, belum ada tersangka yang ditangkap. (jp)