Medan – Selama dua hari yaitu sejak Sabtu (4/6/22) dan Minggu (5/6/22) Jurnalis perempuan Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang tergabung dalam Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI), melaksanakan pelatihan jurnalisme investigasi secara daring. Dandhy Dwi Laksono, pendiri Watchdoc, mantan jurnalis yang kini konsern pada film atau video dokumenter, hadir sebagai narasumber. Seperti diketahui, Dandhy dikenal dengan film KPK : End Game dan Sexy Killers. Dalam pelatihan secara daring tersebut, ia ini berbagi kisah, tips dan trik kepada 40 jurnalis perempuan yang menjadi peserta pelatihan tersebut cara melakukan peliputan investigasi.
Dalam kegiatan tersebut Dandhy mengatakan bahwa liputan investigasi berbeda dengan liputan mendalam, karena saat liputan investigasi lebih banyak menunjukan sebuah peristiwa dengan mengulas lebih banyak siapa dan apa. Menurutnya, berita investigasi sendiri menjadi salah satu bentuk verifikasi lengkap, data yang rapi dan memiliki resiko yang kecil berbenturan dengan persoalan hukum.
“Saya ingin mengajak kita semua lebih optimisme dalam membuat berita investigasi, karena dengan investigasi kita lebih kaya data dan sulit adanya celah untuk dipersoalkan dengan hukum. Membuat berita investigasi mendorong kita harus lebih rapi lagi datanya dan mendalam serta harus lebih investigatif,” ujar Dandhy di hari terakhir pelatihan.
Ia mengatakan bahwa kasus hukum yang menimpa jurnalis pun sendiri lebih banyak karena minimnya data, mengutip tanpa melakukan pengolahan data yang mendalam sehingga ada celah hukum hingga dipidana. Sedangkan berita investigasi merupakan berita dengan kaya data dan informasi, sehingga minim untuk celah pidana.
Menurut Dandhy lagi, peliputan investigasi harus melibatkan tim bukan kerja wartawan perseorangan. Sebab, peliputan investigasi membutuhkan perencanaan yang matang dan berlapis. Hal ini dilakukan agar target peliputan bisa tercapai, yakni tulisan jurnalistik yang dapat memberikan fakta dan kebenaran bermanfaat bagi masyarakat atas suatu kasus atau permasalahan.
“Liputan investigasi tidak harus terkait kasus-kasus yang besar dan menyangkut sejumlah orang berkuasa. Masalah fasilitas publik di pedesaan yang mangkrak atau tidak sesuai anggaran juga bisa diinvestigasi jadi liputan investigasi,” ujarnya.
Ketua FJPI, Uni Lubis dalam sambutannya saat membuka pelatihan pada Sabtu (4/6/22) mengucapkan terima kasih kepada Dandhy Laksono yang membagikan pengalaman, serta informasi terkait liputan investigasi. Uni juga mengucapkan terima kasih kepada Kedubes Australia yang atas kerja samanya pelatihan ini bisa berlangsung.
“Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan jurnalis perempuan di seluruh Indonesia agar dapat meliput dengan aman dan berdampak kepada publik serta pengambil kebijakan,” ujarnya. (jp/Olha)