MEDAN – Stigma negatif hingga kini masih dihadapi perempuan pekerja di Indonesia. Padahal data menunjukkan kehadiran perempuan memberikan kontribusi peningkatan revenue dalam perusahaan. Pernyataan ini diungkap Devi Windari M Hum CPR CCM, Senior Vice President Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan PT Prima Husada Cipta Medan (PHCM)-anak usaha Pelindo-dalam pertemuan dengan jurnalis perempuan di Kota Medan, Selasa (20/6/2023).

Devi memaparkan di dalam perusahaan setidaknya ada lima perilaku yang sering diterapkan perempuan dalam korporasi. Yakni pengembangan manusia, ekspektasi dan imbalan, memberi teladan, sumber inspirasi, dan pengambilan keputusan yang partisipatif.

“Selain itu, perempuan juga cenderung lebih memitigasi potensi resiko untuk menekan masalah yang muncul. Kondisi ini menjadikan perempuan bisa memberikan kontribusi yang sangat baik bagi laju perusahaan. Namun stigma averter menjadi gap perempuan untuk berkembang di korporasi,” katanya.

Oleh sebab itu, di korporasi perempuan harus berusaha ekstra. Dengan strategi yang tepat hasil mengombinasikan kemampuan dan hobi, pasti akan lebih berkembang dalam implementasinya.

“Untuk itu perempuan harus support perempuan dan saling berkolaborasi. Mari buat suatu ramuan yang sama-sama mendukung kemajuan. Terlebih jurnalis yang memiliki cukup banyak networking (jaringan) di berbagai kalangan. Apalagi bagi korporasi, media itu menjadi partner dan bagian yang tidak terpisahkan dari membangun perspektif publik terhadap aktifitas korporasi,” ujarnya.

Devi mengungkapkan dalam korporasi, walaupun keterwakilan perempuan tiga dibanding satu, tapi bukan tidak mungkin perempuan berada di strukur organisasi. Meski beban stigma membuat perempuan lebih berat dalam membuktikan kapabilitas dirinya, namun menurut Devi bukan berarti tidak bisa.

“Saya (perempuan) yang saat pertama kali menduduki posisi (atas), ditanyakan komitmen atas amanah yang diberikan dan tugas- serta tanggung jawab yang menuntut peran aktif, karena menurut saya perempuan harus hadir dan turut berpartisipasi sebagai subjek atau pelaku pembangunan, bukan hanya sekedar menjadi pengikut atau objek yang hanya bisa menikmati pembangunan saja,”  tandasnya.

Devi Windari (kiri) menerima plakat sebagai narasumber diskusi dari Ketua FJPI Sumut Nurni Sulaiman (tengah). Foto : Ist

Dalam kesempatan ini, Ketua FJPI Sumut Nurni Sulaiman menyampaikan bahwa misi dan visi FJPI Sumut sejalan dengan apa yang disampaikan Devi terutama dalam hal woman supports woman.. Ia menegaskan tidak boleh ada pembatasan gender dalam kedudukan di posisi apa pun.

“Semoga FJPI dapat menjadi jembatan penghubung antara media dan korporasi. FJPI juga mendukung perempuan dan terkhusus jurnalis perempuan untuk menduduki posisi-posisi penting dalam korporasi maupun di pemerintahan,” tukasnya. (jp/Nurni)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini