Samarinda – Masih di perayaan Kemerdekaan Indonesia yang ke-78, Diskominfo Kaltim, FJPI (Forum Jurnalis Perempuan Indonesia) Kaltim dan Busam.ID mengadakan sebuah talk show yang bertajuk ‘Merdeka Tanpa Hoaks’ sebagai bagian dari perayaan HUT RI ke-78. Acara ini diadakan di Hotel Puri Senyiur, pada Jumat (18/8/23).
Dalam talk show ini, para narasumber yang terdiri dari Kepala Diskominfo Kaltim, HM Faisal, Ketua Bapemperda (Badan Badan Pembuatan Peraturan Daerah) DPRD Kaltim, Rusman Ya’qub, Ketua FPJI Kaltim, Tri Wahyuni dan Marga Rahayu, Anggota FJPI sekaligus Reporter RRI Kaltim berbicara mengenai pentingnya melawan berita hoaks dalam rangka membangun kemerdekaan yang sejati.
Rusman Ya’qub, Ketua Bapemperda DPRD Kaltim, memfokuskan pembahasannya pada masalah hoaks dalam konteks pemilihan umum. Dalam pandangannya, penyebaran informasi palsu dapat merusak integritas demokrasi dan memberikan dampak negatif pada proses pemilihan.
“Memang sejatinya perlu ada penekanan dan informasi untuk pendidikan di masyarakat tentang cara mengenali dan menghindari berita palsu serta upayanya yang harus dilakukan bersama dalam menjaga transparansi dalam pemilihan mendatang,” ucap Rusman saat sesi talk show.
Selain itu, HM Faisal, Kepala Diskominfo Kaltim, membahas bagaimana hoaks bisa mempengaruhi lingkungan di era digital saat ini. Ia mengungkapkan upaya yang telah dilakukan oleh Diskominfo Kaltim dalam mengedukasi masyarakat mengenai bahaya hoaks melalui berbagai kampanye dan program.
“Jadi memang, sangat penting adanya kerja sama antara pihak berwenang dan media dalam memerangi penyebaran hoaks serta menjaga informasi yang akurat dan dapat dipercaya,” pungkasnya.
Tri Wahyuni, sebagai Ketua FPJI Kaltim, turut membahas dampak dari hoaks dalam lingkup perempuan. Ia menggarisbawahi bagaimana berita palsu dapat memengaruhi pandangan masyarakat terhadap perempuan, serta mendorong stereotipe dan diskriminasi gender.
“Kita para perempuan, harus mendukung upaya untuk menghadirkan kesadaran kolektif tentang pentingnya mengatasi hoaks yang berkaitan dengan isu-isu perempuan, serta mengampanyekan informasi yang benar dan mendukung hak-hak perempuan,” tegas Yuni, sapaan akrabnya.
“Wartawan juga harus profesional dalam menjalankan tugas-tugas jurnalistik dengan berpedoman kepada UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Soal berita hoaks yang disebarkan media massa, saya kira media yang benar-benar kredibel akan berpikir ulang untuk ikut menyebarkan hoaks,” tambahnya.
Acara talk show ini mendapat sambutan positif dari sekitar 100 undangan yang hadir, termasuk perwakilan dari Himpunan Mahasiswa Islam UINSI, HPMS IAT UINSI, HPMS MPI UINSI, STIKES WHS, FPJI, Wanita Islam Provinsi Kaltim dan Muslimat.
Mereka mengakui pentingnya penanggulangan hoaks dalam membangun masyarakat yang cerdas, kritis dan bertanggung jawab terhadap informasi yang mereka konsumsi dengan melakukan deklarasi anti hoaks.
Sumber : busam.id