MATARAM – Puncak peringatan Hari Anak Nasional (HAN) di Provinsi Nusa Tenggara Barat diselenggarakan pada Kamis (28/7/20220). Banyak hal yang masih menjadi perhatian, salah satunya terkait pernikahan dini yang masih terjadi di NTB.
Pada peringatan HAN 2022 ini, anak-anak NTB melakukan sesi curhat (curahan hati) bersama Bunda Niken yang dipandu oleh anggota Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Provinsi NTB, Fatmawati. Mereka menyuarakan kegelisahan-kegelisahan yang mereka rasakan selama ini. Harapannya, kegelisahan mereka itu dapat ditindaklanjuti dan diberikan perhatian oleh Pemerintah Daerah Provinsi NTB.
Salah satu anak yang hadir pada acara itu menyampaikan bahwa dirinya berharap teman-teman mereka yang sudah terlanjur menikah dini diberikan fasilitas untuk mendapatkan pendidikan yang baik. Sehingga masa depan mereka dapat terjamin. Selain itu, anak-anak juga berharap adanya program pemerintah yang memihak hak-hak anak.
“Saya berharap anak-anak juga dilibatkan dalam pembangunan daerah, sehingga kami bisa dilibatkan juga dalam musrenbang (musyawarah perencanaan pembangunan),” kata salah satu anak perwakilan dari Lombok Timur, Alfaradisa.
Ketua Tim Penggerak PKK NTB Hj Niken Saptarini Zulkieflimansyah atau yang biasa disapa Bunda Niken memberikan tanggapannya. Dia sangat mengapresiasi bahwa anak-anak dapat mencurahkan isi hatinya kepada pemerintah. Hal itu sangat dibutuhkan, sehingga Pemda dapat mengetahui program apa saja yang dapat dilakukan dan yang dapat diperbarui.
“Upaya pencegahan pernikahan dini sudah dilakukan dengan memberikan batasan minimal usia perkawinan, yaitu 19 tahun ke atas. Sementara untuk musrenbang itu bisa dilakukan, mungkin bisa dikakukan dulu musrenbang tingkat anak lalu diserahkan rekomendasinya kepada pemerintah daerah,” ujar Bunda Niken menanggapi.
Sementara itu, salah satu anggota Forum Anak dari Kabupaten Lombok Barat Muhammad Zahir memberikan curahan isi hatinya terkait posyandu keluarga yang dianggap tidak ramah terhadap remaja. Dia berharap akan ada posyandu remaja yang dapat dilakukan di sore hari saat pulang sekolah atau pada saat hari libur.
“Karena biasanya ada konseling sebaya dan senam anak, tapi karena pada saat posyandu keluarga itu ada dokter, jadi tidak bisa kami lakukan. Selain itu, posyandu keluarga juga dilakukan pada pagi hari saat kami pergi sekolah,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Bunda Niken mengapresiasi semua curhatan dari anak-anak yang hadir pada perayaan HAN 2022 di Taman Budaya Provinsi NTB itu. Dia mengaku sangat senang anak-anak bisa terbuka memberikan curahan isi hatinya. Sementara itu, Kepala DP3AP2KB Provinsi NTB Wismaningsih Drajadiah juga turut mengapresiasi kegiatan tersebut. Dia sangat bangga terhadap anak-anak NTB. Harapannya kedepan tidak ada lagi pernikahan dini dan anak-anak NTB bisa mendapatkan masa depan yang gemilang.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Dinas Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi NTB bersama Forum Anak NTB, FJPI NTB dan sejumlah NGO.
Ketua FJPI NTB, Linggauni mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan pertama FJPI NTB yang berkolaborasi dengan Pemda NTB dan Forum Anak NTB. Harapannya kedepan kegiatan dan kerja sama serupa dapat dilakukan lagi. Selain itu, harapannya anak-anak di NTB juga mendapatkan perlindungan yang baik dari segala bentuk kekerasan serta tidak melakukan pernikahan dini.
“FJPI NTB sangat mengapresiasi semua anak-anak NTB yang telah menyuarakan apa yang menjadi keresahan mereka selama ini. Harapannya, suara-suara mereka ini dapat didengarkan dan menjadi bahan pertimbangan dalam program-program pemerintah yang berkaitan dengan anak-anak,” ujarnya. (jp/Linggauni)