fjpindonesia.com – Forum Peduli Anak Dengan HIV AIDS ( FP-ADHA) yang bernaung di Sumatera Utara turut menyemarakkan Hari Anak Nasional (HAN) sekaligus memperingati HUT ke- 73 RI tahun 2018, di Rumah Asuh Kasih Tulus (RAKIT), jalan H. M. Puna Sembiring, Tanjung Anom, Medan Sabtu (11/8). Mengusung tema “ADHA Sehat, ADHA Cinta Indonesia”, FP ADHA berbagi kebahagiaan bersama ADHA melalui berbagai acara, atraksi dan hiburan sekaligus memberikan bingkisan untuk puluhan ADHA yang hadir.
Berbagai acara seru digelar seperti lomba mewarnai, pembacaan puisi yang bertema kemerdekaan dan sebagainya. Selain itu, ada juga pertunjukan alat musik biola dan lagu “Bunda” yang diyanyikan Kes (9), seorang ADHA yang penuh percaya diri saat menyanyikannya. Kegiatan tersebut juga didukung Medan Plus dan Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Ketua FP ADHA Sumut Saurma MGP Siahaan, M.IKom mengatakan, FP ADHA mengusung tema ADHA Sehat, ADHA Cinta Indonesia pada HAN 2018 ini karena ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa ADHA adalah anak-anak yang bisa beraktivitas dan menjalani hidup secara sehat, sama seperti anak-anak lainnya.
“Secara fisik anak-anak ADHA ini membutuhkan nutrisi yang baik untuk dapat melawan virus yang menyerang tubuh kecilnya yang tak berdaya. Sementara di sisi lain, ekonomi keluarga menjadi persoalan lain, sebab orangtuanya yang juga terkena virus mungkin sudah tiada atau juga tengah menderita oleh virus tersebut. Karena itu ADHA perlu perhatian dari kita semua, pemerintah dan seluruh masyarakat agar mereka dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana anak-anak lainnya. Karena beberapa dari ADHA juga tercatat memiliki prestasi di sekolahnya. Di Hari Anak Nasional tahun ini kami ingin agar pemerintah dan masyarakat dapat memberi dukungan untuk kehidupan mereka yang lebih baik. Mari kita lebih perhatikan mereka,” seru Saurma.
Namun dia tak menampik, masih ada stigma negatif dan diskriminasi masyarakat terhadap anak-anak ADHA. Bahkan, masih ada masyarakat yang menganggap penderita HIV/AIDS adalah aib yang harus dibuang jauh-jauh dari sekitarnya. Padahal, sebagian masyarakat sudah tahu bahwa penularan HIV/AIDS tidak bisa hanya dengan duduk bersebelahan atau tinggal bersama.
“Kami sangat prihatin dengan beberapa kasus ADHA di berbagai tempat di mana mereka seakan tidak boleh berbaur dengan anak2 lain di sekolah, sehingga kesempatan mereka untuk mendapatkan haknya atas pendidikan menjadi terkendala. Kami mendengar kasus tersebut terjadi lagi di wilayah Sumut dan hal ini harus segera dicarikan solusi terbaiknya. Sebab mereka juga manusia biasa, sama seperti kita. Semoga dengan pemahaman yang baik, ADHA kita itu dapat kembali bersekolah. Kita sedang mengupayakan yang terbaik bersama Medan Plus dan Jaringan Perlindungan Anak (JPA),”ujarnya.
Oleh karena itulah kata Saurma, FP ADHA mengusung tema “ADHA Sehat, ADHA Cinta Indonesia”. Pihaknya ingin menekankan, bahwa anak-anak ADHA adalah anak-anak yang perlu sehat dan penuh kreatif saat mencintai negeri tanah airnya. Dibuktikan dengan begitu semangatnya mereka saat menyanyikan lagu-lagu kebangsaan Indonesia.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sumut, Hj Nurlela, SH, MAP yang turut hadir pada saat itu mengapresiasi acara HAN yang digelar oleh FP ADHA. Dia berharap, melalui kegiatan tersebut masyarakat tidak lagi mendiskriminasi anak-anak ADHA yang tinggal di sekitar lingkungannya. Karena, setiap anak berhak mendapatkan kehidupan yang aman, nyaman dan bahagia.
“Begitupun ADHA, mereka berhak punya kehidupan yang aman, nyaman dan bahagia. Jangan kucilkan mereka, jangan jauhi mereka. Tapi, jauhi penyakitnya,” ujarnya. (rel/jp)