Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), seorang wirausaha dituntut bekerja lebih keras agar dapat bersaing dengan produk dari luar negeri. Untuk meningkatkan kompetensi wirausaha, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Ikatan Pembuat Hantaran Indonesia (IPHI) Pancawati Sumatera Utara (Sumut), menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan membuat hantaran level 1.

Ketua DPD IPHI Pancawati Sumut, Evi Amroeni mengatakan di era MEA nanti, produsen yang bersertifikasi akan memiliki nilai tambah tersendiri. Karena itu, agar wirausaha membuat hantaran bisa meningkatkan keekonomian dirinya, diperlukan sertifikasi yang menyatakan dirinya sebagai ahli dalam bidang tersebut.

“Sebagai salah satu penyelenggara pendidikan non formal, pelatihan membuat hantaran yang sesuai dengan kurikulum Dinas Pendidikan, kita berikan kepada wirausaha pada Rabu (11/3) hingga Jumat (13/3),” ujarnya saat ditemui Kamis (26/2).

Melalui pelatihan yang diselenggarakan atas kerjasama DPD IPHI Panmcawati Sumut dengan Biro Pemberdayaan Perempuan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini, sambung Evi, seorang wirausaha bisa mengikuti ujian negara agar bisa mendapatkan sertifikasi. Dengan begitu, produk yang dihasilkan bisa bernilai jual lebih baik.

“Peserta yang kita latih juga terbatas, hanya sebanyak 25 orang. Ini dilakukan agar pelatihan lebih fokus dan baik. Kepada peserta yang mau ikut juga dikenakan biaya pelatihan Rp350 ribu. Dan setelah pelatihan akan mendapatkan sertifikat,” jelasnya.

Diungkapkan Evi, hantaran tidak sekadar untuk perkawinan saja. Hantaran bisa digunakan untuk kegiatan yang lebih luas, yang merupakan sarana untuk bersilaturrahmi.

Ketika mengunjungi orang sakit, hantaran seperti bingkisan buah layak dilakukan. Juga untuk gift sebagai ucapan sukses kepada rekan atau sahabat yang launching bisnis.

“Hantaran berlaku lebih luas,dan tentunya pemberian kita akan lebih istimewa ketika diwujudkan dalam bentuk yang lebih dekoratif,” paparnya.

Seperti membuat hantaran sprey dalam bentuk gajah dengan bentuk yang unik. Juga dengan peralatan pakaian dalam, bra dibentuk menyerupai sepasang burung, dan disisinya gaun malam dibentuk dengan gaya kelopak bunga. Hantaran uang dikreasikan bak sepasang pengantin.

Sebelumnya, Ketua PKK Sumut, Sutias Handayani menyatakan dukungannya pada program-program pelatihan yang dilakukan IPHI Pancawati. Menurut Sutiyas, IPHI Pancawati sudah mendukung program pemerintah bagaimana agar tetap memanfaatkan produk lokal. Menurutnya, dengan menggunakan produk lokal, berarti sudah mendukung para pengrajin untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memperbanyak produknya.

“Dengan semakin banyaknya kresi yang dibuat pada produk lokal seperti ulos, songket dan lainnya, tentunya harga pembelian akan semakin tinggi. Dengan begitu produksi para pengrajin juga kian banyak serta dapat mendongkrak penghasilan masyarakat,” tukasnya. (jpAm)

foto : net

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini