Musik merupakan media yang terbuka untuk menyuarakan apapun. Mulai dari urusan cinta, kehidupan hingga lingkungan. Semua bisa diekspresikan dengan musik. Bahkan bagi Rani Jambak, 26, musisi muda asal Sumatera Utara, musik baginya merupakan passion yang dapat memberikan kebahagiaan. Menurutnya, melaui musik kita bisa mengekspresikan apapun. Termasuk mengkampanyekan peduli pelestarian lingkungan.

“Lagu nature itu saya ciptakan untuk tugas creative production portofolio, sebagai tugas pengganti tesis saat saya menyelesaikan kuliah S2 di Macquarie University,” ujar master of Creative Industries ini.

Anak pertama dari dua bersaudara kelahiran Medan ini merupakan penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk program master. Rani menyelesaikan kuliah S2-nya di Macquarie University, Faculty of art-Department of Media, Music, Communication and Cultural Studies di Australia selama satu tahun enam bulan. Sebelumnya, Rani merupakan sarjana lulusan Universitas Negeri Medan dari fakultas Seni dan Bahasa dengan program studi pendidikan musik.

 

Selama kuliah di Australia, Rani pun menajamkan pengetahuan mengenai produksi musik, terutama terkait teknik penggunaan software, teknik-teknik rekaman dan lainnya. Hasilnya adalah lagu Nature, dimana Rani tidak saja sekadar mencipta lagu dan aransemen musiknya tapi juga sebagai produser, menganalisis studi kasus spesifiknya, seperti target pendengar dan promosi.

Lagu Nature sendiri diakuinya terinspirasi dari alam Australia yang indah dan bersih. Selama ia tinggal di sana, alamnya itu bagus sekali. Meski banyak orang snorkling, banyak yang mendaki tapi tidak pernah berserak sampah. Yang membuatnya merasa ‘wow’ lagi, setiap destinasi alam di sana itu tidak dipungut bayaran. “Sudahlah cantik alamnya, gratis, bersih pula,” terang perempuan yang menghabiskan masa kecilnya di Perbaungan ini.

Kondisi ini menurutnya menjadi tamparan tersendiri baginya. Apalagi kesadaran masyarakat di Australia untuk hidup bersih itu tidak hanya dilakukan oleh masyarakat lokal, melainkan juga dilakukan oleh masyarakat luar.

“Jadi ketika di sana itu ada kejadian saat kami membuat acara di dekat Opera House dan balon kita terbang karena angin kencang. Ada turis dari China yang menyamperin kami dan mengatakan agar balon yang sudah terbang jauh itu ditangkap. Sebab kalau tidak, maka karet yang ada di balon itu kalau termakan oleh ikan, maka ikan akan sakit. Sampai segitunya mereka peduli dengan ekosistem. Berbeda dengan kita di sini,” papar Rani sembari menyadari bahwa hal ini adalah teguran yang harus dia sebar dan kampanyekan agar semua kita harus menjaga alam.

Bahkan menurut Rani, kondisi saat ini sudah sangat miris. Terutama masalah sampah plastik. Saat ini 80 persen air di bumi sudah mengandung mikro plastik. Oleh karena itulah, apa yang kita buat tentu akan kembali kepada kita. Sampah yang dibuang sembarangan akan kembali kepada kita. “Itulah mengapa pada lirik lagu Nature itu, Rani buat kalau alam punya cara sendiri untuk membunuh kita juga,” ujarnya.

Selain lagu Nature, dalam waktu dekat Rani juga akan kembali merilis lagu yang berkaitan tentang alam. Baginya alam memang harus dilindungi. Seperti pepatah minang yang menyebutkan alam takambang jadikan guru, maka alam bagi Rani merupakan inspirasi yang sangat misterius. “Kita lahir dan kembali di sini. Tentu kita harus memberikan penghargaan untuk sesama ciptaan Tuhan dengan menjaga dan melindunginya,” ujar Rani yang pernah tampil dihadapan Walikota Sidney dengan membawakan lagu nature dengan arassement musik aborigin yang dikolaborasi dengan ritme rebana Melayu.

Ke depan lagu yang akan dibuat Rani akan bercerita tentang pelestarian laut. Hal ini juga terinspirasi ketika dirinya mengikuti Whale Watching (melihat ikan paus) di Australia. Saat melihat ikan paus di tengah laut dan merasakan terombang-ambing di laut, Rani menyadari kalau manusia itu sangatlah kecil, namun pada kenyataannya banyak sekali manusia yang sombong.

“Saat itu Rani baru merasakan berada di tengah laut dan terombang-ambing itu seperti kita sangat kecil sekali. Laut itu indah tapi penuh misteri. Kita tidak tahu apa yang diucapkan dan dipikirkan oleh laut. Rani suka sekali melihat laut, menikmati angin, menikmati ombaknya. Kalau berada di laut, Rani seperti berdialog dengan laut. Laut itu misterius tidak bisa ditebak. Cantik tapi mengerikan,” terangnya.

Untuk debut lagu barunya nanti, Rani akan menata musik dengan memadukan musik modern dengan idiom-idiom tradisional. Dengan musik tersebut ia sudah tampil dalam berbagai acara seni seperti Tao Silalahi Arts Festival, Jong Batak Arts Festival, North Sumatera Jazz Festival, Toba Caldera Jazz, dan kini sedang tampil di Makasar dan Jogjakarta pada acara seni dan lingkungan. (lia/jp)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini