26 Desember 2011 – Kemerdekaan Pers sebagai wujud kedaulatan rakyat, demi menciptakan demokratisasi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, untuk itu profesi jurnalis perempuan yang bekerja melaksanakan kegiatan jurnalistik, memiliki misi bersama dalam mewujudkan kehidupan pers yang bebas dan bertanggung jawab.
Forum Jurnalis Perempuan awalnya berdiri tanggal 22 Desember 2007 di Medan Sumatera utara, adalah sebuah wadah perkumpulan yang menjadi sarana bagi pengurusnya dalam mempersiapkan pemimpin perempuan yang bertanggungjawab menjalankan profesinya di tengah-tengah masyarakan, negara dan bangsa Indonesia.
Pada acara pelantikan Pengurus FJPI Aceh pada tanggal 23 April 2011 yang bertempat di lantai empat gedung balai kota Banda Aceh sore kemarin, wakil Walikota Iliza Sa’aduddin Djamal menjelaskan, dengan hadirnya FJPI Aceh, dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas jurnalis perempuan.
Lebih jauh Iliza mengatakan, dengan adanya forum ini tentunya bisa lebih mengambil peran dalam peningkatan kualitas pembentukan opini public ke arah yang lebih baik, dan para pengurus FJPI yang dilantik dapat memilik semangat juang yang dimiliki para tokoh perempuan Aceh seperti Cut Nyak Dhien, Cut Meutia dan lainnya.
Hal senada juga diungkapkan ketua FJPI Aceh, Saniah LS yang mengatakan lembaga Jurnalis termuda yang hadir bertepatan dengan peringatan hari Kartini, berharap bimbingan dan arahan agar langkah FJPI bisa ditata bersama agar dapat memberikan manfaat, khusunya bagi jurnalis perempuan.
Acara Pelantikan ketua FJPI Aceh ini juga dihadiri oleh Ketua FJPI pusat, Khairiah Lubis beserta seluruh anggota FJPI pusat, dan juga dihadiri oleh ketua DPRK Banda Aceh, Yudi Kurnia serta Pemimpin Redaksi Serambi Indonesia, Yarmen Dinamika.
“FJPI Aceh juga diharapkan dapat bermitra dengan pemerintah juga masyarakat,” kata Ketua FJPI Pusat, Khairiah Lubis. Dia juga bahwa FJPI ada untuk mensejahterakan jurnalis perempuan dan memberikan bantuan hukum dan hak-hak bagi jurnalis perempuan.
