Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) identik dengan logo dan seragam yang dominasi berwarna pink. Menurut Ketua FJPI, Ramdeswati Pohan, sebenarnya semua warna oke, namun warna pink atau merah jambu adalah warna yang disukai seluruh anggota FJPI.
“Pink adalah warna favorit kami semua. Selain melambangkan keceriaan dan bisa diterima semua orang, pink adalah warna yang identik dengan perempuan, dan kami adalah organisasi perempuan,” ujar Desi, panggilan akrabnya.
Harapannya terhadap FJPI juga sama dengan warna yang dibawa, yakni melakukan apa yang disukai dan bisa diterima oleh orang banyak. Selama ini FJPI bergerak swadaya, dibantu para sahabat dan donatur yang tidak mengikat, dalam menjalankan segala aktifitas organisasi. Baik itu pendidikan dan pelatihan, advokasi hukum bagi jurnalis, kegiatan sosial dan budaya, hingga diskusi tematis yang sifatnya membangun.
Dalam acara Konferensi Jurnalis Perempuan Indonesia di Padang, 7 Februari 2018 lalu, FJPI mendeklarasikan diri untuk meluaskan organisasi ke seluruh provinsi di Indonesia. Saat ini FJPI sudah ada di 6 provinsi, yakni Sumatera Utara, Aceh, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Jambi. Dan dalam waktu dekat akan berdiri di Kalimantan Tengah, Banten, Papua, Nusa Tenggara Timur, Jakarta, dan Kepulauan Riau.
Jurnalis perempuan sudah ada sejak awal abad 20. Begitu pun dengan surat kabar perempuan. Dalam perkembangannya, jurnalis perempuan terus eksis dan mengorganisir diri untuk lebih menguatkan profesionalitasnya dalam bertugas. Menurut Desi, semakin kuat dan besar suatu organisasi maka gerakannya juga semakin menguat dan meluas.
“Semangat yang kita bawa adalah semangat bergerak sinergi. Sebagai forum, setiap daerah memiliki otoritas yang sama dalam menjalankan program-programnya, saling bertukar program dan pengalaman demi menguatkan profesionalitas kita sebagai jurnalis,” ujar Desi. (jp)