Surabaya, Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Jawa Timur berbagi kebahagiaan dengan para oma penghuni Panti Tresna Werdha Hargodedali, Jumat (27/12).
Berbagi kebahagiaan yang dilakukan Ketua FJPI Jawa Timur dan anggota yakni mengajak para oma menyanyi dan berjoget sesuai lagu-lagu yang disukai penghuni panti.
Alhasil, suasana di pagi hari terlihat wajah para oma begitu ceria dan merasa senang dikunjungi FJPI Jawa Timur. “Siapa yang tahu jurnalis itu apa ya ?”tanya pemandu acara Fitri yang juga Ketua Panitia Kegiatan Amal FPJI Jawa Timur.
Para oma pun bersahutan mencoba menjawab pertanyaan Fitri. “Jurnalis itu wartawan yang cari berita ya,”celetuk Oma Itik (84 tahun) mantan guru SMP Dapena Surabaya.
Interaksi dengan para oma berlangsung lancar mengingat kondisi fisik yang rata-rata berusia 75 hingga 80 tahun lebih, relatif masih sehat. Sebagian para oma yang duduk di kursi roda, tetap semangat tidak kalah dengan para oma yang masih bisa berdiri dan berjalan.
Seperti halnya Oma Lani yang sejak 2014 sudah menjadi penghuni panti. Oma Lani dari Madiun ini menunjukkan bakat bernyanyinya di hadapan para oma lainnya dan anggota FPJI Jawa Timur.
Lantunan lagu berbahasa Mandari yakni “Wo Aini” dibawakan cukup apik tanpa iringan musik. “Saya suka bernyanyi dan yang mengajari tamu yang berkunjung ke panti,”cerita Oma Lani.
Sementara Oma Itik memberikan suguhan “Ibuku” puisi yang ditulisnya dalam rangka Hari Ibu sekaligus mengenang almarhum ibunda Oma Itik. “Saya tidak bisa membaca sendiri karena terkena glukoma. Jadi mohon dibacakan saja,”tutur Oma Itik yang terlihat masih cekatan di usianya yang sekarang ini.
Oma lainnya yang juga tampil bernyanyi yakni Oma Suwarni (84) yang dulunya berprofesi sebagai dokter gigi. Tanpa malu-malu, Oma Suwarni langsung menyanyikan lagu “Mother”. “Dulu saya dokter gigi tapi sekarang giginya tidak ada lagi alias ompong,”ujar Oma Suwarni yang sempat terlelap tidur saat cara tengah berlangsung.
Sekretaris I Yayasan Hargodedali sekaligus ketua pengelola panti, Endang Sinar Gijanti, mengatakan, panti ini dihuni sekitar 45 oma-oma dari Surabaya, luar Surabaya dan terjauh dari Papua. Para oma ini sebagian memang dititipkan oleh keluarga mengingat kesibukan keluarga dan khawatir jika ditinggal sendiri di rumah.
Sekitar 40 persen dari jumlah para oma sudah tidak punya keluarga. Yang seperti ini seluruh biaya ditanggung oleh yayasan. Sedangkan yang masih punya keluarga dikenakan biaya dan tergantung kondisi para oma.
“Kami juga menyantuni para lansia yang ada di rumah-rumah bekerjasama dengan pengurus kampung dengan memberikan sembako. Panti ini didirikan sejak 30 Januari 1987 oleh para istri penjuang dan veteran. Kami sendiri merupakan putra putri dari para pendiri panti,”tukas Endang.
Pada tahun 2016, Panti Tresna Werdha pernah dinobatkan sebagai juara 1 Panti Lansia se Indonesia oleh Menteri Khofifah Indar P. Selain itu, meraih akreditasi nilai B. “Kami masih terus mengejar untuk akreditasi nilai A,”tambah Endang.
Ketua FPJI Jawa Timur, Tri Ambarwati mengatakan, kegiatan berbagi kebahagiaan dengan para oma di Panti Tresna Werdha Hargodedali ini untuk memperingati Hari Ibu. Menurutnya, seorang ibu perannya sangat besar seperti para oma ini yang telah melahirkan anak anak.
“Kami sendiri juga senang bertemu dengan para oma karena mereka selalu mengingatkan pada ibu-ibu kami di rumah untuk lebih banyak membalas kasih sayang yang tidak pernah ada akhirnya. Kegiatan FPJI Jawa Timur ini merupakan yang terakhir dan untuk tahun 2020, kami tengah menyusun agenda apa saja yang bisa dikerjakan oleh anggota,”pungkas Tri.
Usai mengajak para oma menyanyi dan berjoget, FPJI Jawa Timur membagikan bingkisan berupa handuk. Selain itu, juga menyiapkan makan siang buat dinikmati oleh para Oma penghuni panti. (*)