Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak musim hujan akan terjadi pertengahan April ini di Kota Medan. Karenanya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan meminta warga lebih memperhatikan gaya hidupnya agar terhidnar dari penyakit, terutama penyakit diare yang selalu mengancam di musim penghujan. Kepala Dinkes Kota Medan, Usma Polita Nasution menuturkan, musim penghujan disadari atau tidak memiliki dampak bagi kesehatan masyarakat. Apalagi, jika disertai banjir yang berimplikasi pada tercemarnya sumber air bersih yang membuat banyak kuman dari air-air kotor berkeliaran.
“Musim hujan itu serapan air menjadi tidak terkontrol, sehingga air akan melimpah. Dengan kondisi lingkungan yang belum optimal, seperti sampah dan masih banyaknya masyarakat yang buang air sembarangan, maka tidak menutup kemungkinan sumber air bersih akan tercemar,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (9/4).
Dengan terkontaminasinya sumber air ini, lanjutnya, diare menjadi penyakit yang paling mudah ditemui. Dan hingga kini diare masih menjadi penyakit yang banyak di derita warga Medan. “Diare selalu menempati ranking sepuluh besar penyakit yang sering timbul. Jika melihat trennya peningkatan kasus diperkirakan mungkin akan terjadi di musim penghujan nanti,” ungkapnya.
Untuk mengantisipasi penyakit diare ini, imbuhnya, penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) wajib dilakukan. Lantaran menurut Usma, kunci agar terhindar dari penyakit ini adalah PHBS.
Konsultan Penyakit Infeksi dan Tropis, Umar Zein menuturkan, penderita diare ini terbagi dua yakni diare akut dan diare kronis. Biasanya diare akut diderita lebih kurang dari dua minggu saja dan diare kronis sulit sembuh. Umar Zein menuturkan anak-anak sangat rentan terkena diare karena tubuhnya juga rentan dengan perubahan makanan. Karena itu, kalau anak-anak mengalami diare yang paling penting adalah memberikan pengganti cairan yang hilang.
“Berikan minum oralit untuk balita secara rutin, namun bila diare disertai muntah maka tidak bisa dengan oralit saja, harus segera di infus. Kalau terlambat mendapatkan pengganti cairan akan berakibat dehidrasi, kalau dehidrasi pada anak-anak itu cepat sekali menjadi berat sehingga bisa menjadi komplikasi dan menyebabkan kematian,” bebernya.
Dia menyarankan untuk pencegahan penyakit diare ini bisa menjaga kebersihan melalui mulut seperti cuci tangan dengan benar, kebersihan tempat makan dan makanan. Untuk Balita bisa melakukan kebersihan botol bayi dengan cara direbus. “Apa yang masuk ke dalam mulut harus dijaga. Agar tidak terkontaminasi,” tandasnya. (jpO)