Belawan berada di utara kota Medan, pesisir pantai timur Sumatera. Menjadi lokasi pelabuhan terbesar di Sumatera Utara, kawasan industri dan pergudangan, dan sudah pasti perputaran uang di kawasan ini sangat tinggi. Namun, kehidupan masyarakat yang bermukim di sini justru sangat memprihatinkan. Kampung nelayan begitu kumuh, pendidikan masih belum merata, dan kehidupan ekonomi warga yang masih banyak berada di bawah garis kemiskinan.

Pemandangan kawasan pemukiman penduduk ini disebabkan sejumlah faktor. Pendidikan yang rendah, penghasilan sebagian besar nelayan yang menjadi mata pecaharian warga masih rendah. Hal ini menyebabkan kemiskinan dan aksi kriminalitas yang tinggi. Termasuk narkoba dan perampokan. Mirisnya melihat kondisi ini yang seperti lingkaran setan, ada upaya beberapa pihak yang ingin mengubahnya. Akar kriminalitas adalah kemiskinan dan pendidikan yang rendah, karena itu dirasa perlu untuk mendongkrak perekonomian warga Belawan.

Adalah Lurah Belawan Bahari, Sonang Saing, yang mencoba mengupayakan hal itu. Ia membuat program wisata bahari dengan kuliner utama kerang dan menikmati panorama pantai mangrove yang masih ada di pesisir Belawan. Pada acara festival kerang yang digelar di aula Kantor Lurah Belawan Bahari pada Kamis (10/1) siang, sejumlah undangan bisa menikmati aneka jenis kerang yang dihasilkan para nelayan dari Kelurahan Belawan Bahari Kecamatan Medan Belawan. Kerang-kerang itu disajikan bersama nasi, sambal terasi dan nenas, disertai pencuci mulut es krim dan es buah. Semua itu hanya dibandrol Rp50.000/orang.

“Wisata bahari ini dilakukan atas sinergi para toke kapal, nelayan, dan ibu-ibu PKK Kelurahan Belawan Bahari. Dan setiap aktifitas wisata di sini akan memberi dampak langsung maupun tidak langsung kepada perekonomian warga di sini,” ujar Sonang, dalam sambutannya.

Warga di sini bisa menikmati sumber penghasilan lain, selain dari nelayan. Menurutnya, sejak ada Permen Perikanan dan Kelautan No. 71 tahun 2016 tentang pembatasan jalur penangkapan ikan dan penempatan alat penangkapan ikan, pendapatan nelayan turun drastis. Perekonomian keluarga yang rendah menyebabkan tingginya angka KDRT, anak putus sekolah, dan terjadinya tindak kriminalitas seperti perampokan terjadi.

Sebanyak 370 KK di Kelurahan Belawan Bahari adalah orangtua tunggal yang dominan disebabkan perceraian hidup. Banyak perempuan mengajukan perceraian karena KDRT atau penelantaran ekonomi. Nah, ibu-ibu orangtua tunggal ini banyak menjadi pekerja rumahan yakni mengambil upahan pengolahan ikan dengan penghasilan rata-rata Rp5.000/kg. Sebagai tulang punggung keluarga, penghasilan ini tentu saja sangat minim untuk menghidupi kebutuhan keluarga.

“Karena itu perlu upaya kreatif untuk meningkatkan nilai potensi ekonomi masyarakat di sini. Ikan asin dan kerang adalah produk unggulan di sini, jadi itu yang mau kita tingkatkan. Mulai dari produksinya hingga pemasarannya. Permodalan akan bersinergi dengan sejumlah perusahaan BUMN dan BUMD, agar akses permodalan menjadi mudah dan bisa dipertangungjawabkan,” ujar Sonang.

Forum Komunikasi Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA) menjadi mediator kegiatan ini, sehingga tujuan pemberdayaan serta perlindungan perempuan dan anak bisa tercapai. Ketua FK PUSPA Sumut, Misran, mengatakan Belawan adalaah kawasan Medan yang rentan pada kekerasan perempuan dan anak. Hampir 90% anak di Belawan pernah melihat narkoba, ungkapnya berdasarkan hasil riset lapangan yang mereka lakukan beberapa waktu lalu. Ada istilah ‘AJO’ alias anak joget di Belawan ini, yakni sekumpulan anak perempuan yang suka berpesta dan melakukan seks bebas. Mereka juga melakukan pemerasan kepada pelajar (memalak) untuk membeli rokok atau narkoba.

“Fenomen ini sangat miris. Karena anak-anak ini tidak diawasi lagi oleh orangtuanya. Ayah ibu mereka sibuk mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup harian mereka sehingga anak-anak dibiarkan tumbuh sendiri,” ujar Misran.

Kegiatan para aparatur negara di tingkat kelurahan ini bisa membuat kehidupan di kawasan ini bisa lebih baik dimulai dari kehidupan ekonominya terlebih dahulu. Sonang dan Misran serta sejumlah pihak yang terlihat dalam kegiatan ini berharap program mereka bisa didukung banyak pihak, agar tujuannya tercapai, yakni meningkatkan kesejahteraan warga Belawan Bahari terutama perempuan dan anak. Termasuk program pengolahan sampah mejadi pavinblock yang bernilai ekonomis karena sudah teruji. (jp)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini