Protesters fill Ontario Street during a Women's March on Cleveland on Saturday, Jan. 21, 2017. The march was held in in conjunction with with similar events taking place around the nation following the inauguration of President Donald Trump. (Thomas Ondrey/The Plain Dealer via AP) NYTCREDIT: Thomas Ondrey/The Plain Dealer, via Associated Press

Jutaan orang memenuhi jalanan di Ibukota Amerika Serikat Washington DC dan kota-kota lainnya di AS dalam gerakan Parade Perempuan atau Women’s March pada Sabtu, 21 Januari kemarin. Aksi ini dilakukan satu hari setelah pelantikan Presiden AS ke-45 Donald J. Trump pada Jumat, 20 Januari. Massa aksi yang tidak hanya terdiri dari perempuan itu bermaksud untuk menunjukkan protes mereka atas terpilihnya Trump sebagai pemimpin negara adidaya tersebut. Tidak hanya di Amerika Serikat, aksi turun ke jalan ini juga dilakukan di sejumlah kota di  benua amerika, eropa dan australia.

Protes atas pelantikan Trump ini dilakukan dalam parade perempuan sebagai mayoritas massa aksi, dikarenakan sejumlah pernyataan Trump yang dinilai melecehkan perempuan dan rasis sebelum dan sesudah ia mencalonkan diri sebagai presiden. Di antaranya mengatakan akan mengusir muslim dan menutup mesjid di Amerika Serikat, mengusir turunan hispanik dari Amerika, sesumbarnya tentang alat vital perempuan, dan filosofi balas dendam dan kekerasan yang dikatakannya dalam setiap kesempatan saat kampanye calon presiden. (dss/jp)

Demonstran di Swiss.  (Salvatore Di Nolfi/European Pressphoto Agency)

 

 (foto : Sait Serkan Gurbuz/Associated Press)

 

Demonstran di Nevada  (foto : John Locher/Associated Press)

 

Sumber foto : nytimes.com

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini