Jakarta – Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) mengumumkan pemenang Lomba Konten Video Kampanye Anti Kekerasan Seksual, Rabu (5/6/2024). Lomba ini merupakan hasil kerjasama FJPI dengan Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia. Lomba tersebut merupakan rangkaian dari kampanye dan workshop “Urgensi Pedoman Pemberitaan Kekerasan Seksual Bagi Jurnalis” yang akan diadakan di Gedung IDN Times Jakarta pada 20 Juni 2024 mendatang.
Dalam lomba tersebut, terdapat sebanyak 66 karya video yang dikirim oleh anggota FJPI dari cabang-cabang di daerah. Pengiriman karya dilakukan mulai tanggal 1 – 26 Mei 2024, sedangkan pengumuman pemenang lomba dilakukan pada 5 Juni 2024.
Dewan Juri dalam lomba ini terdiri dari Nia Dinata (Sutradara), Uni Lubis (Ketua Umum FJPI) dan Yadi Hendriyana (Dewan Pers). Dewan juri memilih tiga orang pemenang lomba video konten Kampanye Anti Kekerasan Seksual. Mereka adalah Berdit Zanzabella dari FJPI Jawa Timur sebagai juara 1; Muniroh dari FJPI Jawa Timur sebagai juara 2, dan Ratna Sari Dewi dari FJPI Kalimantan Selatan sebagai juara 3.
Selain ketiga nama tersebut, ada juga 7 pembuat video lainnya yang mendapat hadiah apresiasi dari FJPI. Mereka adalah :
- Chaterin Elissen (FJPI Jawa Timur)
- Eli Septiani (FJPI Lampung)
- Mafa Yulie (FJPI Sumut)
- Nita Indrawati (FJPI Sumbar)
- Nurleli (FJPI Sumut)
- Tri Wahyuni (FJPI Kaltim)
- Umi Kalsum (FJPI Jakarta)
Nia Dinata yang menjadi salah satu juri dalam perlombaan ini mengatakan isu kekerasan seksual terhadap perempuan adalah sesuatu yang sangat penting dan sangat mendasar. Itu sebabnya semua pihak harus terlibat untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual terhadap perempuan.
“Saya berterimakasih kepada FJPI karena mengundang saya sebagai juri untuk menilai 66 video yang ada sampai kita menemukan yang terbaik. Saya percaya semua perempuan pernah mengalaminya, dari mulai cat calling , bully di internet, bodyshaming sampai yang benar-benar sifatnya kekerasan fisik. Bukan hanya harrasment yang verbal,” jelasnya.
Oleh karena itu, tambahnya, edukasi masyarakat tentang bahaya kekerasan seksual terhadap perempuan sangat penting. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membuat video pendek yang efektif dan memberikan informasi yang tepat.
“Jadi kita semua harus saling bahu-membahu dengan rekan-rekan non perempuan kita supaya bisa sama-sama mengerti serta paham dan sama-sama melawan. Kita harus mengedukasi publik dengan film-film pendek tapi efektif dan bisa memberikan informasi yang tepat, sehingga bisa menimbulkan rasa keberanian dan menumbuhkan rasa kompak bahwa kita harus saling membela,” tegasnya.
Ketua Panitia Lomba, Ranggini, mengatakan dewan juri telah melakukan penilaian lomba video konten Kampanye Anti Kekerasan Seksual. Menurutnya keputusan juri mutlak dan tidak dapat diganggu gugat. Ia juga sangat mengapresiasi seluruh rekan-rekan jurnalis perempuan yang turut mengkampanyekan anti kekerasan seksual ini melalui video kreatif.
“Terima kasih sudah mengirimkan video-video kerennya, untuk ikut serta sebagai peserta Lomba Konten Video Kampanye Anti Kekerasan Seksual, kerjasama Forum Jurnalis Perempuan Indonesia dengan Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia. Bravo buat semua,” kata Ranggini. (jp)