Investing in women is investing in brighter future. Dalam terjemahan bebasnya, artinya “berinvestasilah” pada perempuan untuk masa depan yang cerah. Ini menjadi kalimat penutup Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat menjadi pembicara dalam webinar bertajuk “Perempuan dan Perdamaian Dunia”, Sabtu (6/3) siang tadi. Ia menegaskan pentingnya peran perempuan dalam berbagai lini kehidupan demi kehidupan sebuah negara yang lebih adil dan sejahtera.
Pada diskusi yang dilakukan dalam rangka memperingati hari Perempuan Internasional 8 Maret, Menlu juga menyampaikan bahwa perempuan bisa menjadi agen perdamaian dan toleransi dunia. Hal ini dikatakannya setelah menjalani sejumlah pertemuan diplomasi dunia apalagi setelah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri RI dan telah 35 tahun mengabdi di Kementerian Luar Negeri RI. Dalam diskusi yang dipandu langsung oleh Ketua FJPI Pusat sekaligus Pemimpin Redaksi IDN Times Uni Lubis tersebut, Menlu juga membahas bagaimana Indonesia ikut serta dalam upaya perdamaian dunia, termasuk terkait kekerasan militer di Myanmar yang baru-baru ini terjadi.
Sebanyak 140 peserta ikut dalam webinar interaktif dengan berbagai pertanyaan yang langsung dijawab oleh Menlu Retno Marsudi dengan santai dan akrab. Mulai dari persoalan TKW, Covid 19, perdamaian dunia, hingga soal affirmative kebijakan kesetaraan gender di lingkungan Kementerian Luar Negeri sendiri. Terkait hal terakhir, Menlu menyebutkan ada sejumlah kebijakan internal yang dilakukan terkait kebijakan berbasis kesetaraan gender. Di antaranya adalah membuka Daycare (penitipan anak) di lingkungan kantor bagi pegawai, membolehkan pernikahan pasangan diplomat, sehingga diplomat perempuan yang dulunya kebanyakan harus mengundurkan diri kini bisa terus aktif bekerja.
Selain diikuti jurnalis FJPI dari berbagai daerah di Indonesia seperti Lia Anggia Nasution, Linova Rifianty, Desi Pohan, Khairiah Lubis, Tri Ambarwati, Olha Irianti Mulalinda, hadir pula jurnalis senior Tempo Yuli Ismartono, Dirut Perusahaan Film Negara Judith Dipodiputro, Duta Besar Indonesia untuk Polandia Siti Anugrah Mauludiah.