SIAPA pun tidak ingin sakit. Apalagi sakitnya sampai menimbulkan bercak-bercak merah di wajah. Bahkan, menjadi bahan ejekan teman di sekolah. Inilah yang dirasakan Bela Fitri. Siswi kelas 1 SMPN 30 Medan. Bercak di wajahnya sempat menjadi bahan ejekan teman di sekolahnya hingga membuatnya sedih dan malu. Ia yang selama ini adalah juara kelas dan menjadi kesayangan para guru harus merasakan situasi tidak nyaman seperti itu.
“Ya sedih aja diejek sama teman sekolah dengan wajah seperti ini. Saya malu,” ujarnya pelan saat ditemui di Ruang Rindu B RSUP H Adam Malik Medan, tempat ia kini dirawat.
Bela kemudian mengadu kepada ayahnya, Suparmin (46). Sebagai ayah yang melindungi anaknya, Suparmin pun menyampaikan perihal itu kepada guru Bela. Para siswa baik laki-laki dan perempuan yang mengejek Bela lalu mendapat teguran keras oleh gurunya.
Apa yang dialami Bela sama sekali hal yang tidak disangka-sangka. Ketika itu, Juni tahun 2014, bungsu kelahiran 23 Januari 2002 yang mengaku masih tetap bersemangat untuk sekolah ini, sedang berada di sekolahnya. Saat itu cuaca dirasakan menyengat dan panas. Bela tiba-tiba merasa badannya sakit, kulitnya tidak tahan dengan sengatan sinar matahari itu. Sang guru disekolah lalu memberitahu orangtua Bela tentang kondisi anaknya. Suparmin yang sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan kemudian datang menjemput anaknya.
Hari itu juga, Bela dibawa ke dokter. Hasil pemeriksaan, Bela dinyatakan terkena DBD dan disarankan agar rawat inap di RS Sundari selama seminggu. Ternyata, seminggu rawat inap, penyakit Bela bukan DBD, dokter bahkan belum bisa menyimpulkan penyakit Bela melihat kondisi kulit Bela yang memerah. Bela akhirnya rawat jalan. Selama rawat jalan itu, Bela malah didiagnosa sakit tipus.
Ketidakpastian penyakit dan kondisi tubuh Bela yang tak kunjung membaik membuat orangtuanya mencari perobatan lain. Ibunya, Juriah (44), membawa Bela berobat alternatif selama 2 bulan, namun tidak sembuh juga meskipun ngilu yang dirasakan di tubuh Bela mulai berkurang dan ia bisa masuk sekolah seperti biasa.
Pada Oktober 2014, kondisi Bela mulai memburuk saat di rumah. Ia pun kembali dilarikan ke RS Sundari. Beruntung, dokter yang menangani Bela kemudian menemukan penyakit Bela yang sudah 3 bulan bersarang di tubuhnya, sekaligus telah merontokkan rambut sang juara kelas sejak di kelas I hingga VI di sekolahnya ini. Ia terserang penyakit lupus.
Penyakit ini dapat dilihat dari fisik Bela yang kian mengurus, bercak merah kehitaman timbul hampir memenuhi wajahnya, merasakan pegal-pegal di sekujur tubuh serta merontokan rambutnya yang tebal dan panjang sebahu.
“Mengetahui mengidap penyakit Lupus, ya Bela dirujuk ke RSUP H Adam Malik ini,” cetus Juriah yang sehari-hari bekerja sebagai buruh cuci. Ia menambahkan, sejak Oktober hingga Januari 2015 Bela terpaksa harus keluar masuk untuk opname dan menjalani pengobatan seperti kemoterapi. Cukup berat memang bagi anak seusia Bela, namun dukungan orangtua menguatkannya agar tetap bersemangat.
Mengenal Lupus
Penyakit lupus merupakan peradangan kronis yang terjadi ketika sistem imun tubuh menyerang organ dan jaringan tubuh. Peradangan yang disebabkan lupus berefek pada berbagai sistem di dalam tubuh. Antara lain sendi, kulit, ginjal, sel darah, jantung dan paru-paru.
Lupus lebih sering terjadi pada wanita, meskipun tidak jelas alasannya. Ada empat jenis lupus yakni, systemic lupus erythematosus, discoid lupus erythematosus, drug-induced lupus erythematosus dan neonatal lupus. Di antaranya, systemic lupus erythematosus adalah yang paling umum dan paling serius.
Ciri dan Gejala Lupus
Lupus adalah penyakit autoimun yang muncul ketika tubuh terkena zat asing tertentu, seperti bakteri dan virus, kemudian sistem imun tersebut juga menyerang jaringan tubuh yang sehat. Hal ini menyebabkan peradangan dan kerusakan berbagai bagian tubuh, antara lain sendi, kulit, ginjal, jantung, paru-paru, pembuluh darah dan otak.
Dokter tidak tahu apa penyebab penyakit ini. Lupus seperti merupakan kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Banyak dari mereka dengan kecenderungan turunan mengalami lupus hanya ketika mereka terkena sesuatu di dalam lingkungan yang dapat memicu lupus, seperti obat atau virus.
Ada baiknya kita mengenal baik ciri dan gejala penyakit ini, sebab dua kasus lupus tidak sepenuhnya serupa. Tanda dan gejala yang terjadi dapat datang tiba-tiba atau berkembang secara perlahan dapat ringan atau parah. Dapat bersifat sementara atau permanen. Banyak dari mereka dengan lupus memiliki karakteristik episodik dengan tanda dan gejala yang memburuk untuk sementara waktu. Kemudian membaik atau bahkan hilang untuk satu waktu.
Tanda dan gejala lupus yang dialami didasarkan pada sistem tubuh bagian mana yang terkena efek penyakit ini. Tapi secara umum, tanda dan gejala lupus antara lain: lelah, demam, hilang berat badan atau berat badan meningkat, ruam yang berbentuk seperti kupu-kupu pada wajah yang menutupi pipi dan hidung, luka pada kulit yang timbul atau parah ketika terkena sinar matahari, radang pada mulut, rambut rontok, jari dan kuku yang memutih atau membiru ketika terkena dingin atau saat stress (Raynaud’s phenomenon). Selain itu juga penderita lupus mengalami napas pendek, nyeri pada dada, mata kering, mudah memar, gelisah, depresi dan hilang ingatan. (jpO)