Untuk menunjukkan jiwa patriotisme pada zaman ini, pemuda memang tidak lagi dituntut untuk berperang melawan penjajah Indonesia. Tapi, sebagai pemuda yang mengaku mencintai tanah airnya, karya nyata adalah bukti bahwa kita telah berkontribusi terhadap negeri ini.
Alween Ong, dara kelahiran Padang, 29 Januari 1985 silam ini salah satu pemuda yang turut berkontribusi memberikan karya nyatanya kepada negeri ini. Sukses membangun usahanya sendiri di bidang digital printing sejak tahun 2006 dan berbagai prestasi ia raih. Salah satunya adalah penghargaan sebagai penggerak wirausaha Indonesia dari Kementerian Pemuda dan Olahraga tahun 2013. Namun begitu, ia tidak pelit memberikan ilmunya kepada mahasiswa dan pemuda-pemuda di Sumatera Utara melalui pelatihan-pelatihan dan seminar secara cuma-cuma.
Terakhir, dara campuran Padang dan Cina ini dipercaya mewakili Indonesia untuk mengikuti kegiatan young entrepreneur assembly di Bangkok pada 17-20 September 2014 lalu. Tidak pulang dengan tangan kosong, dari kegiatan tersebut, Alween mengantongi ilmu yang dibawanya untuk Indonesia.
“Alhamdulilah, saya masih diberi kepercayaan oleh kementrian mewakili Indonesia untuk belajar, mengetahui bagaimana negara lain menghadapi MEA 2015 di Bangkok. Ada getaran yang sulit diungkap saat berada di negara lain. Nasionalisme kita semakin terasa. Sehingga, saya merasa harus meyerap ilmunya, karena saya harus membagi ilmu yang saya dapat untuk orang lain di Indonesia,” ungkap anak kedua dari lima bersaudara ini.
Alween bertutur, ada tiga hal yang ia peroleh saat mengikuti kegiatan young entrepreneur assembly di Bangkok. Pertama, kesiapan negara lain menghadapi MEA, kemampuan negara lain menjadikan bisnis sebagai budaya keluarga dan tatanan sosial yang dikemas menjadi bisnis sosial.
“Untuk menghadapi MEA 2015 ini, pada intinya, kita harus menumbuhkan rasa nasionalisme kita dengan menghargai produk negeri kita, banggalah dengan produk sendiri. Kedua, bisnis bukan makanan personal tapi lebih jauh lagi sebagai bagian habit keluarga, karena dari keluarga akan menjadi masyarakat dan negara, dehingga membentuk budaya. Sebab, bisnis tidak selalu berkait dengan uang, tapi berbagilah karena dengan berbagi dapat membangun negeri bersama,” ucap alumni jurusan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara tahun 2003 silam ini.
Dari kegiatan itu, penerima penghargaan wirausaha muda berprestasi dari Kementerian Pemuda dan Olahraga tahun 2009 lalu ini membagi-bagikan ilmunya kepada mahasiswa-mahasiswa yang ada di Sumut melalui kegiatan seminar.
“Kebetulan, saya baru dapat jatah dua kali seminar sepulang dari Bangkok yakni, di Unsam dan UMSU. Tapi, saya akan terus membagikan apa yang bisa saya berikan, supaya orang lain juga bisa meraih kesuksesannya,” ujar dara yang menerima penghargaan Indonesia Delegation for China ASEAN Youth Camp tahun 2010.
Tidak cukup di situ, sebagai wujud kecintaannya terhadap negeri, melalui Company Indonesia miliknya, Alween membuat berbagai program kemanusiaan. Mulai dari sunatan massal, hingga program sejuta koin 1.000 untuk membangun desa tertinggal di Lesten, Gayo Luwes, Aceh. Untuk Lesten, pembangunan difokuskan pada pembangunan ekonomi masyarakat dengan membangun alat filter yang lebih baik bagi nilam, dan perlahan membangun listrik sembari membangun MCK
“Perlahan, kita juga membangun listrik sembari membangun MCK. Selain itu, kita sudah membangun sekolah SD, tapi baru beberapa kelas dengan gurunya. Kami juga berusaha mencari bantuan baik dari luar maupun dalam negeri untuk pembangunan PLTMH (pembangkit listrik tenaga mikro hydro) bagi lesten,” tuturnya.
Tidak berhenti di situ, saat ini Alween juga tengah fokus membangun organisasi forum kewirausahaan yang didirikan sebagai berkumpulnya para wirausaha di Sumut.
“Forum ini difasilitasi Kementrian Pemuda dan Oahraga, tapi bukan anak kementrian. Tujuannya sebagai wadah berkumpulnya para wirausaha yang sudah terbukti berwirausaha. Sebenarnya, forum ini sudah didirikan sejak dua tahun lalu tapi sempat vakum. Dan, tahun ini mulai dibangkitkan lagi. Kebetulan, untuk di Sumut saya ditunjuk sebagai ketuanya,” kata Alween yang juga dilibatkan sebagai pengurus forum kewirausahaan bidang organisasi di pusat.
Menurutnya, apa yang dilakukannya adalah sebagai wujud kecintaannya terhadap negeri dan sebagai pemuda ia merasa harus berkontribusi besar terhadap negeri. Karena besaran yang diberi saat ini akan menjadi refleksi dimasa mendatang. (E/jp)