Pemberontak garis keras di Nigeria, Boko Haram telah mendapat kecaman keras dari dunia internasional. Tidak saja telah menyebabkan lebih dari 2 juta warga Nigeria hidup dalam konflik yang kejam selama 7 tahun, penculikan perempuan untuk dijadikan budak seks juga kejahatan yang dilakukan kelompok ini. Tentara Nigeria telah mengusir Boko Haram dari markasnya di Nigeria Utara, tetapi kelompok itu masih menebar teror dengan aksi bom bunuh diri dan sejumlah serangan di wilayah timur laut Nigeria, juga negara tetangga, Kamerun, Niger, dan Chad.
Pada April 2014, Boko Haram telah menculik 200 siswi dari sekolah mereka di Chibok. Pemerintah setempat dibantu pihak internasional berusaha menemukan dan menyelamatkan para gadis Chibok tersebut. Namun 30 bulan kemudian, sebanyak 21 gadis yang berhasil dipertemukan dengan keluarganya. Teriakan, tangisan dan ciuman kebahagiaan saat mereka bertemu dengan keluarganya menghiasi suasana pertemuan yang mengharukan di Kota Abuja tersebut. Sebanyak 21 siswi yang dibebaskan itu hanya sebagian kecil dari siswi yang diculik.
Muta Abana, salah seorang ayah siswi yang diculik mengatakan ketika ia mendengar para siswa diculik termasuk anak perempuannya, ia dan keluarganya sangat gelisah. “Kami mencoba tidur namun seolah hari tak pernah berakhir, malam-malam penuh kegelisahan,” katanya dilansir Aljazirah, Senin, (17/10).
Istri Muta Abana, Hawa Abana mengatakan Boko Haram menculik ratusan anak-anak perempuan yang bersekolah karena Boko Haram tak ingin mereka sukses di masa depan. Karena itu mereka menculiknya saat ke sekolah. “Tapi untungnya atas rahmat Allah anak saya dibebaskan. Anak perempuan saya akan melanjutkan sekolah supaya sukses, Boko Haram tak bisa menghalangi karena sudah tak punya kekuatan lagi,” ujar Hawa Abana.
Manajer Wanita dan Anak Perempuan di Program Pengakuan dan Stabilitas Nigeria, Eleanor Nwadinobi mengatakan anak-anak perempuan yang diculik saat ini di bawah perawatannya. “Mereka diberikan penyembuhan dari trauma, diperhatikan kesehatannya, dan diberikan gizi yang dibutuhkan sesuai kebutuhan masing-masing,” katanya.
Menurutnya, sangat penting bagi anak-anak korban penculikan itu tidak merasa kesepian. Mereka membutuhkan teman bicara dan dorongan moral supaya kuat.
Direkrut Anggota Perempuan
Anggota perempuan kelompok radikal Boko Haram kini memegang peranan yang lebih luas. Dulu, anggota perempuan hanya digunakan sebagai juru masak, budak seks, dan pelaku bom bunuh diri. Namun saat ini anggota perempuan di Boko Haram merambah menjadi perekrut dan intel. Sementara anggota pria mendominasi dalam peran kepemimpinan dan pelatihan. Menurut sebuah laporan terbaru berdasarkan wawancara dengan 119 mantan anggota Boko Haram, empat dari 10 responden (45 persen) perempuan mengatakan mereka menjabat sebagai tentara.
“Perekrut beradaptasi dengan pengetatan lingkungan keamanan,” kata Direktur Penelitian di Finn Church Aid Mahdi Abdile seperti dikutip dari Daily Post Nigeria, Senin (3/10) waktu setempat. Komunitas intelijen biasanya mencari pria muda. Hal ini diyakini memudahkan para perekrut yang notabe perempuan untuk mempengaruhinya.
Boko Haram telah menewaskan sekitar 15 ribu orang dan membuat lebih dari dua juta jiwa di Nigeria berada dalam situasi pemberontakan selama tujuh tahun. Mereka hendak menciptakan sebuah kekhalifahan Islam. Hingga kini mereka masih meluncurkan serangan meskipun telah diusir dari banyak wilayah.
Hasil laporam tersebut juga menemukan enam dari 10 mantan anggota militan (yang sedang menjalani program rehabilitasi) mengenal Boko Haram oleh teman atau kerabatnya sendiri. Sementara hanya sedikit saja yang mempelajari Boko Haram dari kelompok di masjid atau sekolah Islam (madrasah). Menurut Abdile, masjid dan madrasah sempat digunakan Boko Haram untuk merekrut anggota baru. Namun kedua tempat tersebut kini banyak mendapat sorotan sehingga mereka harus mengubah strategi baru untuk menjaring calon anggota.
Pergeseran strategi inilah yang menjadi tantangan bagi aparat antiteror untuk meminimalisir radikalisme di Nigeria. Menteri Informasi Nigeria Lai Mohammed menegaskan kembali komitmennya pada pemerintah federal untuk menyelamatkan gadis-gadis asal Chibok lainnya di markas Boko Haram.
Korban Boko Haram Terpaksa Melacur
Perempuan korban pegaris keras Boko Haram di kampung pengungsi Nigeria dikabarkan terpaksa melacur demi membeli makanan agar dapat bertahan hidup. Amina Ali Pulka, korban selamat Boko Haram, memutuskan berhubungan intim dengan pria muda yang bekerja di dapur karena lelah melihat lima anaknya kelaparan di kampung pengungsi itu. Pulka putus asa karena bantuan ke kampung Bakassi, Kota Maiduguri dinilai kurang sehingga perempuan berusia 30 tahun itu memilih berhubungan intim dengan pria tersebut demi makanan tambahan bagi anaknya.
“Saya melakukannya karena tak ada siapa pun yang memberi makan atau pakaian terhadap keluarga,” kata Pulka.
Ia menambahkan, pria itu-sesama korban Boko Haram-juga memberinya uang sehingga ia dapat membeli sabun dan keperluan lain. Korps Kedokteran Internasional (IMC) berikut data dari grup peneliti Nigeria, NOI mengatakan Pulka adalah satu dari banyak pengungsi perempuan di kampung wilayah timur laut Nigeria yang terpaksa melacur demi makanan, sabun, dan uang.
Lembaga bantuan itu mengingatkan pengungsi di negara bagian Borno mengalami kelaparan, malnutrisi, dan kekurangan stok makanan. “Stok pangan yang ada saat ini tak cukup sehingga perempuan di kamp menyerahkan diri demi makanan dan uang,” kata Hassana Pindar dari IMC, lembaga yang turut mendirikan pusat pelatihan untuk perempuan di kampung itu.
Pemberontakan Boko Haram menyebabkan 65 ribu warga di wilayah timur laut kelaparan. Bahkan, satu juta warga lain dikabarkan terancam bencana itu. Lebih dari setengah jumlah anak berusia di bawah lima tahun dikabarkan kekurangan nutrisi di sejumlah wilayah negara bagian Borno, kata koalisi lembaga pemberi bantuan pekan lalu.
Setidak-tidaknya sekitar 90 persen korban selamat Boko Haram di wilayah timur laut Nigeria tak punya cukup makanan untuk dikonsumsi, ungkap data survei NOI pekan lalu. Lembaga penelitian menemukan, banyak perempuan menjual dirinya demi makanan berikut gerakan bebas masuk dan keluar kampung itu.
Ratusan pengungsi sempat menggelar unjuk rasa bulan lalu di Maiduguri. Mereka menuduh petugas mencuri bantuan makanan, sehingga Presiden Nigeria Muhammadu Buhari memerintahkan polisi menahan dan menghukum pelaku. Relawan IMC, Fatia Alhaji mengatakan tidak hanya para ibu yang berupaya memberi makan anaknya, banyak remaja perempuan di Kamp Bakassi menjual diri demi mendapat makanan. “Beberapa dari mereka mengemis di jalanan, lainnya ke luar kamp untuk kerja kasar, dan sisanya menjual tubuhnya untuk makanan dan uang,” kata Alhaji.
Pulka kini hamil lima bulan dan ia ditinggalkan pekerja dapur tersebut. Ia ditinggal suaminya, yang saat ini menetap di ibu kota Abuja dengan istri lain selama tiga tahun. Pulka mengatakan suaminya tak mengunjungi kamp atau mengirim uang. Lelaki itu menolak untuk datang dan mengurus anak-anaknya.
Anak perempuan tertuanya yang berusia 15 tahun cukup terganggu dengan kehamilan Pulka. “Ia bertanya mengapa saya hamil saat ayahnya telah pergi selama tiga tahun, pengungsi lain di kamp juga menanyakan hal sama. Saya melakukan ini untuk anak-anak,” kata Pulka. (jp)
Sumber : antaranews.com dan republika.co.id