SORONG | fjpindonesia.com -Buntut dari kekecewaan kepada pemerintah Kota Sorong yang membiarkan anak-anak mereka terlantar dengan bersekolah di salah satu SMP Negeri, ratusan orangtua siswa dan siswa SD Inpres 74 Kota Sorong memblokade jalan di depan sekolah mereka, tepatnya Jalan Jendral Sudirman Kota Sorong, Papua Barat, Rabu (20/2/2019).
“Kami sudah kecewa, pemalangan kesekian untuk sekolah ini dan tidak ada solusi pasti dari pemerintah terhadap pemilk tanah yang memalang sekolah ini. Kami kecewa, perlu ini berlarut-larut. Kasihan anak-anak Kami, harus belajar menumpang di SMP 9, selain jarak jauh juga tidak aman, kemarin ada beberapa anak yang hampir ketabrak,” seru salah seorang dari orangtua murid.
Sekitar dua jam lebih aksi blokade jalan yang dikawal oleh aparat Kepolisian itu akhirnya mendapatkan respon dari pemerintah Kota Sorong. Terlihat Kepala Dinas Pendidikan Kota Sorong, Petrus Korisano didampingi Kepala Bidang Pertanahan Kota Sorong, Anhar Akib, dan petugas Satpol PP mendatangi pendemo dan kemudian memberikan penjelasan kepada pendemo.
“Persoalan tanah ini sedang dalam proses hukum antara pemerintah Kota Sorong dengan mereka yang mengakui pemilik ulayat atau garapan. Kami akan membuka sekolah ini, tetapi kami meminta Bapak juga membuka jalan raya ini. Nanti rapat yang palang sekolah, kita akan bertemu di kantor Polisi,” ujar Anhar.
Usai memberikan penjelasan kepada orangtua siswa, petugas Satpol PP meminta petugas Kepolisian kemudian membuka sekolah yang terdiri dari ikatan bambu yang diikat tali rafia dan kain merah.
Selang beberapa lama palang pintu dan pintu pagar sekolah dibuka, jumlah pengunjung pemilik tanah yang memalang sekolah ini datang dan memarahi jumlah petugas dan orangtua siswa yang membuka palang pintu. Kericuhan berhasil terjadi, namun dapat dijalankan oleh aparat Kepolisian.
Selanjutnya, sekolah ini terlihat dijaga oleh sejumlah aparat Kepolisian dan Satpol PP guna berjaga-jaga aksi dari warga yang melakukan pemalangan kepada siswa sekolah tersebut.
Pemalangan sendiri telah dilakukan beberapa kali pada 2018 lalu dan di 2019 ini dilakukan awal Februari yang lalu dengan melakukan aksi yang sama. (Ola/wartaplus.com)